Jawa Datan kantun wingking piyambak kawuryan tansah tut wuri hand - Indonesia: Datan satu-satunya dibalik hikmah, selalu tut wuri handayani Datan kantun wingking piyambak kawuryan tansah tut wuri handayani njampangi lampah inggih punika rama dalah ibu nun inggih ingkang hamengku gati sarta kawastanan panutuping kirab. Indonesia. Uncategorized· February 2, 2019. Tags: #contoh gambar kaligrafi aksara jawa #gambar kaligrafi aksara jawa #gambar kaligrafi aksara jawa bentuk hewan #gambar kaligrafi aksara jawa beserta artinya #gambar kaligrafi aksara jawa dan artinya #gambar kaligrafi aksara jawa paribasan #gambar kaligrafi aksara jawa simple #gambar kaligrafi aksara jawa BumiayuId - Sebagai orang Indonesia khususnya masyarakat Jawa tentu Anda harus mengetahui artinya tut wuri handayani dalam bahasa jawa.Kalimat tersebut merupakan penggalan dari kalimat Panjang yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro. Seorang pendiri Taman Siswa dan dijuluki sebagai bapak Pendidikan.. Kalimat tersebut seringkali menjadi rujukan ketika membicarakan konsep kepemimpinan yang baik. TutWuri Handayani nganti saiki di enggo semboyan ing endi ? .. Kunci Jawaban Bahasa Jawa Kelas 5 . UTS Semester Ganjil Tapel 2010/2011. I. 1. Minterake bangsane (ngedegake sekolah) 2. Tanggal 2 Mei 1889. 3. Raden Mas Suwardi Suryaningrat Aksara jawa ing dhuwur gantinen tulisan latin! Dantut wuri handayani yang di dalam. Aksara jawa (atau dikenal dengan nama hanacaraka (ꦲꦤꦕꦫꦏ) atau . Ing ngarso sung tulodho ing madyo mangun karso tut wuri handayani . Perangan saka sesanti utawa semboyan riptane "tut wuri handayani", dadi slogan departemen. Berikut ini adalah arti dan makna tut wuri handayani di logo kemendikbud. Jawa Tut wuri handayani , sesanti saka ki hajar dewantara sing pa - Indonesia: Tut wuri handayani, visi ki hajar dewantara yang layak digun. Bagaimana cara menggunakan penerjemah teks bahasa Jawa-Indonesia? Dianggap bahwa pengguna yang mengunjungi situs web ini telah menerima Ketentuan Layanan dan Kebijakan Privasi. Di situs web Didalam bidang segi lima terdapat tulisan Tut Wuri Handayani, salah satu semboyan yang digunakan Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan sistem pendidikannya. Tut Wuri Handayani merupakan satu dari tiga semboyan yang diterapkan Ki Hajar dewantara. Tiga semboyan itu adalah Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. mXgQ4Q. Apakah Anda mencari gambar tentang Kaligrafi Aksara Jawa Tut Wuri Handayani? Terdapat 46 Koleksi Gambar berkaitan dengan Kaligrafi Aksara Jawa Tut Wuri Handayani, File yang di unggah terdiri dari berbagai macam ukuran dan cocok digunakan untuk Desktop PC, Tablet, Ipad, Iphone, Android dan Lainnya. Silahkan lihat koleksi gambar lainnya dibawah ini untuk menemukan gambar yang sesuai dengan kebutuhan anda. Lisensi GambarGambar bebas untuk digunakan digunakan secara komersil dan diperlukan atribusi dan retribusi. Aksara Jawa atau dikenal dengan nama hanacaraka ꦲꦤꦕꦫꦏ atau carakan ꦕꦫꦏꦤ꧀ adalah aksara jenis abugida turunan aksara Brahmi yang digunakan atau pernah digunakan untuk penulisan naskah-naskah berbahasa Jawa, bahasa Makasar, bahasa Sunda, dan bahasa Sasak. Bentuk aksara Jawa yang sekarang dipakai modern sudah tetap sejak masa Kesultanan Mataram abad ke-17 tetapi bentuk cetaknya baru muncul pada abad ke-19. Aksara ini adalah modifikasi dari aksara Kawi atau dikenal dengan Aksara Jawa Kuno yang juga merupakan abugida yang digunakan sekitar abad ke-8 – abad ke-16. Aksara ini juga memiliki kedekatan dengan aksara Bali. Nama aksara ini dalam bahasa Jawa adalah Dentawiyanjana. Ha-Na-Ca-Ra-Ka berarti ada ” utusan ” yakni utusan hidup, berupa nafas yang berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasat manusia. Maksudnya ada yang mempercayakan, ada yang dipercaya dan ada yang dipercaya untuk bekerja. Ketiga unsur itu adalah Tuhan, manusia dan kewajiban manusia sebagai ciptaan. Da-Ta-Sa-Wa-La berarti manusia setelah diciptakan sampai dengan data ” saatnya dipanggil ” tidak boleh sawala ” mengelak ” manusia dengan segala atributnya harus bersedia melaksanakan, menerima dan menjalankan kehendak Tuhan.• Pa-Dha-Ja-Ya-Nya berarti menyatunya zat pemberi hidup Ilahi dengan yang diberi hidup makhluk . Maksdunya padha ” sama ” atau sesuai, jumbuh, cocok ” tunggal batin yang tercermin dalam perbuatan berdasarkan keluhuran dan keutamaan. Jaya itu ” menang, unggul ” sungguh-sungguh dan bukan menang-menangan ” sekedar menang ” atau menang tidak sportif.• Ma-Ga-Ba-Tha-Nga berarti menerima segala yang diperintahkan dan yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Maksudnya manusia harus pasrah, sumarah pada garis kodrat, meskipun manusia diberi hak untuk mewiradat, berusaha untuk Huruf HANACARAKA Ha Hana hurip wening suci – adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci Na Nur candra, gaib candra, warsitaning candara – pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi Ca Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi – arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal Ra Rasaingsun handulusih – rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani Ka Karsaningsun memayuhayuning bawana – hasrat diarahkan untuk kesajeteraan alam Da Dumadining dzat kang tanpa winangenan – menerima hidup apa adanya Ta Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa – mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup Sa Sifat ingsun handulu sifatullah – membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan Wa Wujud hana tan kena kinira – ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas La Lir handaya paseban jati – mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi Pa Papan kang tanpa kiblat – Hakekat Allah yang ada disegala arah Dha Dhuwur wekasane endek wiwitane – Untuk bisa diatas tentu dimulai dari dasar Ja Jumbuhing kawula lan Gusti – Selalu berusaha menyatu memahami kehendak-Nya Ya Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi – yakin atas titah/kodrat Illahi Nya Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki – memahami kodrat kehidupan Ma Madep mantep manembah mring Ilahi – yakin/mantap dalam menyembah Ilahi Ga Guru sejati sing muruki – belajar pada guru nurani Ba Bayu sejati kang andalani – menyelaraskan diri pada gerak alam Tha Tukul saka niat – sesuatu harus dimulai dan tumbuh dari niatan Nga Ngracut busananing manungso – melepaskan egoisme pribadi manusia ha na ca ra ka Dikisahkanlah tentang dua orang abdi yang setia da ta sa wa la Keduanya terlibat perselisihan dan akhirnya berkelahi pa da ja ya nya Mereka sama-sama kuat dan tangguh ma ga ba tha nga Akhirnya kedua abdi itu pun tewas bersamaAksara Jawa ha-na-ca-ra- ka mewakili spiritualitas orang Jawa yang terdalam yaitu kerinduannya akan harmoni dan ketakutannya akan segala sesuatu yang dapat memecah-belah harmoni. Konon aksara Jawa ini diciptakan oleh Ajisaka untuk mengenang kedua abdinya yang Ajisaka hendak pergi mengembara, dan ia berpesan pada seorang abdinya yang setia agar menjaga keris pusakanya dan mewanti-wanti janganlah memberikan keris itu pada orang lain, kecuali dirinya sendiri Ajisaka. Setelah sekian lama mengembara, di negeri perantauan, Ajisaka teringat akan pusaka yang ia tinggalkan di tanah kelahirannya. Maka ia pun mengutus seorang abdinya yang lain, yang juga setia, agar dia pulang dan mengambil keris pusaka itu di tanah leluhur. Kepada abdi yang setia ini dia mewanti-wanti jangan sekali-kali kembali ke hadapannya kecuali membawa keris pusakanya. Ironisnya, kedua abdi yang sama-sama setia dan militan itu, akhirnya harus berkelahi dan tewas bersama hanya karena tidak ada dialog di antara mereka. Bukankah sebenarnya keduanya mengemban misi yang sama yaitu memegang teguh amanat junjungannya? Dan lebih ironis lagi, kisah tragis tentang dua abdi yang setia ini selalu berulang dari jaman ke jaman, bahkan dari generasi ke generasi. UNEN UNEN JAWA*pamulange sangsarane sesami = pelajarannya sengsaranya sesama*sakti tanpa aji = berhasil tanpa sarana*sugih tanpa banda = bisa menginginkan apa saja tanpa persiapan*ngluruk tanpa bala = menyusup tanpa teman, tetapi selalu mendapatkan hasil*ngasorake tanpa peperangan = menang tanpa menggunakan kekerasan/perang objekapa kang sinedya teka,apa kang kacipta dadi = apa yang diinginkan/diamaui akan terjadi/ tercipta.*Digdaya tanpa aji = sakti tanpa ajian*Trimah mawi pasrah = menerima dengan menyerah*Suwung pamrih tebih adjrih = sepi hasrat jauh dari takut*Langgeng tan ana susah tana ana bungah= tenang tetap hidup nama*murid gurune pribadi = murid gurunya pribadi HO NO CO RO KO memiliki arti “ono utusaning pangeran adanya utusan Tuhan” Sujiyanto, 2011. Manusia diciptakan Tuhan sebagai bukti adanya kebesaran Tuhan dan manusia memiliki fungsi untuk menjaga kelestarian hidup Hamemayu Hayuning Bawono. Kelestarian hidup terdiri atas dua bentuk yaitu kelestarian hidup manusia sendiri Hamemayu Hayuning Jagat kang Piniji dan kelestarian alam Hamemayu Hayuning Jagad Royo. Di dunia ini hanya Tuhan yang memiliki kebesaran abadi. Manusia tidak boleh sombong dengan segala kelebihan yang dimiliki. Kelebihan yang dimiliki manusia seharusnya menjadi sesuatu yang patut disyukuri dan dapat dimanfaatkan untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain. Kelebihan yang dimiliki harus dapat digunakan sebagai bentuk makarya yaitu karya atau usaha yang dilakukan dengan tujuan mulia bagi diri sendiri ataupun orang lain tanpa adanya pamrih Yuwanto, 2012. Kelebihan yang dimiliki harus disyukuri sebagai bentuk pengakuan adanya kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dalam bentuk relasi vertikal. Relasi dengan sesama manusia yang baik dapat menjaga kelestarian hidup manusia sebagai bentuk relasi horizontal. Kelestarian hidup manusia juga dapat dijaga dengan menghindari perusakan alam sehingga berbagai bentuk bencara alam dapat dicegah. Aksara Jawa sudah mengingatkan sejak awal bahwa kerusakan alam akibat ulah manusia akan berdampak rusaknya kelesatarian alam dan menjadi ancaman bagi kelestarian hidup manusia. DO TO SO WO LO memiliki arti “ora biso suwolo kabeh wus ginaris kodrat tidak bisa diingkari bahwa semua sudah menjadi kodrat Tuhan” Sujiyanto, 2011. Segala sesuatu atau kejadian yang ada di dunia ini telah digariskan oleh Tuhan. Manusia tinggal menjalankannya saja sesuai dengan lakon yang diperankan. Orang Jawa memiliki prinsip nerimo ing pandum artinya menerima apapun yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Namun makna ini jangan dinilai bahwa manusia sebagai makhluk yang pasif. Manusia harus selalu berusaha dalam hidup namun setelah usahanya maksimal dan apapun hasil dari usaha maksimal tersebut maka harus diterima dan disyukuri Yuwanto, 2012. PO DHO JO YO NYO memiliki arti “kanti tetimbangan kang podo sak jodo anane Tuhan menciptakan sesuatu di dunia dengan pertimbangan dan berpasangan” Sujiyanto, 2011. Arti ini dicontohkan dengan adanya siang-malam, terang-gelap, atas-bawah, laki-laki-perempuan, bahagia-sedih, hidup-mati. Di dalam kehidupan akan selalu dijumpai kondisi-kondisi tersebut, manusia harus mampu menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi yang ada. Misalnya saat siang apa yang harus dilakukan, saat malam apa yang harus dilakukan. Tidak selamanya manusia akan mengalami kesusahan namun adakalanya akan mengalami kegembiraan Yuwanto, 2010. Banyak makna yang bisa dipetik sebagai hakikat manusia, misalnya untuk meneruskan kelestarian hidup manusia harus menikah antara laki-laki dan perempuan karena kodratnya perempuan yang dibuahi dan laki-laki yang membuahi dalam proses reproduksi. Saat kita berada di puncak karir kita harus ingat suatu saat karir kita akan di bawah dan seterusnya seperti roda. Makna aksara PO DHO JO YO NYO juga dapat diartikan sebagai keseimbangan dalam hidup. MO GO BO THO NGO memiliki arti “manungso kinodrat dosa, lali, luput, apes, lan mati manusia pasti memiliki dosa, lupa, kesalahan, kesialan, dan mati” Sujiyanto, 2011. Tidak ada manusia yang lepas dari kekurangan ini harus diakui oleh manusia, menyalahi kodrat kalau manusia tidak mau menerima atau mengakui kesalahan yang telah dibuat, kekurangan diri, ataupun hal-hal negatif dari diri Yuwanto, 2011. Adanya kelemahan tersebut seharusnya dapat menjadi bahan kewaspadaan bahwa manusia harus selalu eling lan waspodo ingat dan waspada. Dengan segala kekurangan yang pada dasarnya dimiliki manusia, manusia harus selalu berhati-hati dalam perbuatan agar tidak melakukan kesalahan yang dapat merugikan diri sendiri, orang lain, ataupun alam. Akasara Jawa memiliki makna, dengan pemahaman makna-makna tersebut diharapkan dapat menjadi penuntun perilaku yang menggambarkan keutamaan hidup. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Referensi Sujiyanto, W. 2011. Semar ngejowantah mbabar jati diri. Yogyakarta Aryuning Media. Yuwanto, L. 2010. Benci Kekalahan Wujud Arogansi Esensi Manusia. Dalam L. Yuwanto Ed.. Joy in my heart Kumpulan artikel kebahagiaan pp. 42-46. Surabaya Putra Media Nusantara. Yuwanto, L. 2012. Pengungsi Merapi dan Etika Hidup Orang Jawa. Dalam L. Yuwanto & K. Batuadji Eds.. Untaian bunga-bunga kesadaran dan butir-butir mutiara pencerahan Kumpulan catatan reflektif kami di Merapi pp 74-81. Jakarta Dwiputra Pustaka Jaya. dan berbagai sumber Indeks Suku kata dasar Tabel Aksara Jawa Tempat pelafalan Pancawalimukha Semivokal Sibilan Celah Vokal Diftong Bersuara Nirsuara Sengau Pendek Panjang Velar ꦏka ꦑkha ꦒga ꦓgha ꦔnga ꦲha 4 ꦄa ꦄꦴā Palatal ꦕca ꦖcha 1 ꦗja ꦙjha ꦚnya ꦪya ꦯśa ꦅ/ꦆi ꦇī Retroflex ꦛṭa2 ꦜṭha ꦝḍa2 ꦞḍha ꦟṇa ꦫra ꦰṣa ꦉre ꦉꦴreu Dental ꦠta ꦡtha ꦢda ꦣdha ꦤna ꦭla 3 ꦱsa ꦊle ꦋleu Labial ꦥpa ꦦpha ꦧba ꦨbha ꦩma ꦮwa ꦈu ꦈꦴū Velar-Palatal ꦌe ꦍai Velar-Labial ꦎo ꦎꦴau ^1 Hanya ditemukan dalam bentuk pasangan lihat di bawah. Bentuk aslinya sudah tidak diketahui lagi ^2 Ḍa dan ṭa lebih umum ditulis dha dan tha. Penulisan ini digunakan untuk membedakan dha ɖa dan tha ʈa retroflex dalam bahasa Jawa modern dengan dha d̪ha dan tha t̪ha teraspirasi dalam bahasa Jawa kuno. ^3 Sebenarnya konsonan alveolar, namun diklasifikasikan sebagai dental gigi. ^4 Dapat dibaca tanpa bunyi /h/, misalnya /ɔnɔ/, transliterasi ana, arti ada Aksara Wyanjana Konsonan Transkripsi ha na ca ra ka da ta sa wa la pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga Nglegéna ꦲ ꦤ ꦕ ꦫ ꦏ ꦢ ꦠ ꦱ ꦮ ꦭ ꦥ ꦝ ꦗ ꦪ ꦚ ꦩ ꦒ ꦧ ꦛ ꦔ Murda ꦟ ꦖ ꦑ ꦣ ꦡ ꦯ ꦦ ꦘ1 ꦓ ꦨ Mahaprana ꦰ ꦞ ꦙ ꦜ ^1 Awalnya jnya,ꦗ꧀ꦚ namun pada perkembangannya menjadi huruf mandiri. Aksara Tambahan Ganten Ka sasak Ra agung Nga lelet Nga lelet Raswadi Pa cerek ꦊ ꦋ ꦉ ꦐ ꦬ Aksara Rekan kha dza fa va za gha ꦏ꦳ ꦢ꦳ ꦥ꦳ ꦮ꦳ ꦗ꦳ ꦒ꦳ Aksara Suara a i u e é o Pendek ꦄ ꦆ1 ꦈ ꦄꦼ ꦌ ꦎ Panjang ꦄꦴ ꦇ ꦈꦴ ꦄꦼꦴ ꦍ2 ꦎꦴ2 ^1 Dalam teks tua, aksara swara i ꦆ digunakan untuk /i/ panjang, sementara /i/ pendek menggunakan sebuah huruf yang sekarang dikenal sebagai i kawi ꦇ. ^2 Menjadi sebuah diftong. Sandhangan Sesigeg -m -ng -h -r ꦀpanyangga 1 ꦁcecak2 ꦃwignyan ꦂlayar ^1 Panyangga umumnya hanya digunakan untuk simbol suci Hindu ꦎꦴꦀ Om.[1] ^2 Posisi sedikit berubah apabila digunakan bersama dengan wulu dan pepet. Cecak berada di sebelah kanan wulu dan ditulis di dalam pepet Sandhangan Wyanjana -ra- -re- -ya- ꦿcakra 1 ꦽkeret ꦾpengkal ꧀pangkon ^1 Cakra aslinya terpisah dari aksara, namun lebih umum ditulis menyambung dengan bagian depan aksara seperti pada contoh di​​atas. Sandhangan swara a i u e é o Pendek ◌ꦶwulu ◌ꦸsuku1 ◌ꦼpepet2 ◌ꦺtaling ◌ꦺꦴtaling tarung ◌ꦵtolong3 Panjang ◌ꦴtarung ◌ꦷwulu melik ◌ꦹsuku mendhut1 ◌ꦼꦴpepet-tarung3 ◌ꦻdirga mure4 ◌ꦻꦴdirga mure tarung4 ^1 Pasangan ka, ta, dan la, yang menempel dengan suku dan suku mendhut berubah bentuknya menjadi aksara dasar. ^2 Aksara 'ra' dan 'la' tidak dapat dipasangkan dengan pepet lihat bagian konsonan tambahan. ^3 Hanya digunakan pada penulisan Sunda.[1] ^4 Menjadi sebuah diftong. Pasangan Wyanjana Transkripsi ha na ca ra ka da ta sa wa la pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga Nglegéna ◌꧀ꦲ ◌꧀ꦤ ◌꧀ꦕ ◌꧀ꦫ ◌꧀ꦏ ◌꧀ꦢ ◌꧀ꦠ ◌꧀ꦱ ◌꧀ꦮ ◌꧀ꦭ ◌꧀ꦥ ◌꧀ꦝ ◌꧀ꦗ ◌꧀ꦪ ◌꧀ꦚ ◌꧀ꦩ ◌꧀ꦒ ◌꧀ꦧ ◌꧀ꦛ ◌꧀ꦔ Murda ◌꧀ꦟ ◌꧀ꦖ ◌꧀ꦑ ◌꧀ꦣ ◌꧀ꦡ ◌꧀ꦯ ◌꧀ꦦ ◌꧀ꦘ ◌꧀ꦓ ◌꧀ꦨ Mahaprana ◌꧀ꦰ ◌꧀ꦞ ◌꧀ꦙ ◌꧀ꦜ Tambahan Ganten Ka sasak Ra agung Nga lelet Nga lelet Raswadi Pa cerek ◌꧀ꦊ1 ◌꧀ꦋ ◌꧀ꦉ ◌꧀ꦐ ◌꧀ꦬ ^1 Ada dua pendapat mengenai pasangan nga-lelet. Pendapat pertama pasangan nga lelet adalah nga lelet yang diletakkan di bawah aksara nglegena, sehingga menyerupai aksara yang bertumpuk tiga nga dan pasangan na. Pendapat kedua pasangan nga lelet adalah pasanga la yang diberi pepet ◌꧀ꦭꦼ Angka Angka Arab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 Angka Jawa ꧑ ꧒ ꧓ ꧔ ꧕ ꧖ ꧗ ꧘ ꧙ ꧐ Nama ꦱꦶꦗꦶ siji ꦭꦺꦴꦫꦺꦴ loro ꦠꦼꦭꦸ telu ꦥꦥꦠ꧀ papat ꦭꦶꦩ lima ꦤꦼꦩ꧀ nem ꦥꦶꦠꦸ pitu ꦮꦺꦴꦭꦸ wolu ꦱꦔ sanga ꦤꦺꦴꦭ꧀ nol Tanda baca umum Simbol Nama Fungsi ꧊ Pada adeg Tanda kurung atau petik ꧋ Pada adeg-adeg Mengawali suatu paragraf ꧌ Pada piseleh Berfungsi seperti halnya pada adeg ꧍ Pada piseleh terbalik Berfungsi seperti halnya pada adeg ꧈ Pada lingsa Koma1 atau tanda singkatan ꧉ Pada lungsi Titik ꧇ Pada pangkat Tanda angka2 atau titik dua ꧏ Pada rangkep Tanda penggandaan kata3 ^1 Terdapat dua peraturan khusus mengenai penggunaan koma. a. Koma tidak ditulis setelah kata yang berujung pangkon. b. Koma menjadi titik apabila tetap ditulis setelah pangkon. ^2 Lihat aksara numeral di atas. ^3 Fungsinya mirip seperti simbol 2 atau 2 dalam ortografi bahasa Indonesia lama yang menandakan kata berulang[1], misal pada kata "orang2" orang-orang. Karakter ini pada dasarnya adalah angka Arab dua ٢, namun tidak memiliki fungsi angka dalam aksara Jawa. Karakter tersebut diproposalkan sebagai karakter independen karena sifat dwi-arah angka Arab. ^4 Tanda baca khusus memiliki banyak varian karena sifatnya yang ornamental, dihias berdasarkan selera dan kemampuan penulis. Tanda baca khusus4 tunggal Simbol Nama Fungsi ꧁ ꧂ Rerengan kiwa lan tengen Mengapit judul ꧅ Pada luhur Mengawali sebuah surat untuk orang yang lebih tua atau berderajat lebih tinggi ꧄ Pada madya Mengawali sebuah surat untuk orang yang sebaya atau berderajat sama ꧃ Pada andhap Mengawali sebuah surat untuk orang yang lebih muda atau berderajat lebih rendah Tanda baca khusus kombinasi ꧋​꧆꧋ Pada guru Mengawali sebuah surat tanpa membedakan umur atau derajat ​꧉꧆꧉ Pada pancak Mengakhiri suatu surat ​꧅ꦧ꧀ꦕ꧅ atau​꧅ꦧ꧀ꦖ꧅ Purwapada Mengawali sebuah tembang atau puisi ​꧄ꦟ꧀ꦢꦿ꧄ Madyapada Menandakan bait baru ​꧃ꦆ꧃ Wasanapada Mengakhiri tembang atau puisi. Tanda baca arkais ꧞ Tirta tumétés Tanda koreksi yang digunakan di Keraton Yogyakarta ꧟ Isèn-isèn Tanda koreksi yang digunakan di Keraton Surakarta Unicode Poin kode Gambarsunting Karakter KategoriUmum Aksara Nama U+A980 43392 ꦀ MnNonspacing Mark JavaJavanese JAVANESE SIGN PANYANGGA U+A981 43393 ꦁ MnNonspacing Mark JavaJavanese JAVANESE SIGN CECAK U+A982 43394 ꦂ MnNonspacing Mark JavaJavanese JAVANESE SIGN LAYAR U+A983 43395 ꦃ McSpacing Mark JavaJavanese JAVANESE SIGN WIGNYAN U+A984 43396 ꦄ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER A U+A985 43397 ꦅ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER I KAWI U+A986 43398 ꦆ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER I U+A987 43399 ꦇ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER II U+A988 43400 ꦈ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER U U+A989 43401 ꦉ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER PA CEREK U+A98A 43402 ꦊ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER NGA LELET U+A98B 43403 ꦋ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER NGA LELET RASWADI U+A98C 43404 ꦌ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER E U+A98D 43405 ꦍ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER AI U+A98E 43406 ꦎ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER O U+A98F 43407 ꦏ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER KA U+A990 43408 ꦐ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER KA SASAK U+A991 43409 ꦑ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER KA MURDA U+A992 43410 ꦒ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER GA U+A993 43411 ꦓ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER GA MURDA U+A994 43412 ꦔ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER NGA U+A995 43413 ꦕ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER CA U+A996 43414 ꦖ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER CA MURDA U+A997 43415 ꦗ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER JA U+A998 43416 ꦘ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER NYA MURDA U+A999 43417 ꦙ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER JA MAHAPRANA U+A99A 43418 ꦚ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER NYA U+A99B 43419 ꦛ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER TTA U+A99C 43420 ꦜ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER TTA MAHAPRANA U+A99D 43421 ꦝ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER DDA U+A99E 43422 ꦞ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER DDA MAHAPRANA U+A99F 43423 ꦟ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER NA MURDA U+A9A0 43424 ꦠ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER TA U+A9A1 43425 ꦡ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER TA MURDA U+A9A2 43426 ꦢ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER DA U+A9A3 43427 ꦣ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER DA MAHAPRANA U+A9A4 43428 ꦤ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER NA U+A9A5 43429 ꦥ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER PA U+A9A6 43430 ꦦ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER PA MURDA U+A9A7 43431 ꦧ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER BA U+A9A8 43432 ꦨ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER BA MURDA U+A9A9 43433 ꦩ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER MA U+A9AA 43434 ꦪ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER YA U+A9AB 43435 ꦫ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER RA U+A9AC 43436 ꦬ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER RA AGUNG U+A9AD 43437 ꦭ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER LA U+A9AE 43438 ꦮ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER WA U+A9AF 43439 ꦯ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER SA MURDA U+A9B0 43440 ꦰ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER SA MAHAPRANA U+A9B1 43441 ꦱ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER SA U+A9B2 43442 ꦲ LoOther Letter JavaJavanese JAVANESE LETTER HA U+A9B3 43443 ◌꦳ MnNonspacing Mark JavaJavanese JAVANESE SIGN CECAK TELU U+A9B4 43444 ꦴ McSpacing Mark JavaJavanese JAVANESE VOWEL SIGN TARUNG U+A9B5 43445 ꦵ McSpacing Mark JavaJavanese JAVANESE VOWEL SIGN TOLONG U+A9B6 43446 ꦶ MnNonspacing Mark JavaJavanese JAVANESE VOWEL SIGN WULU U+A9B7 43447 ꦷ MnNonspacing Mark JavaJavanese JAVANESE VOWEL SIGN WULU MELIK U+A9B8 43448 ꦸ MnNonspacing Mark JavaJavanese JAVANESE VOWEL SIGN SUKU U+A9B9 43449 ꦹ MnNonspacing Mark JavaJavanese JAVANESE VOWEL SIGN SUKU MENDUT U+A9BA 43450 ꦺ McSpacing Mark JavaJavanese JAVANESE VOWEL SIGN TALING U+A9BB 43451 ꦻ McSpacing Mark JavaJavanese JAVANESE VOWEL SIGN DIRGA MURE U+A9BC 43452 ꦼ MnNonspacing Mark JavaJavanese JAVANESE VOWEL SIGN PEPET U+A9BD 43453 ꦽ MnNonspacing Mark JavaJavanese JAVANESE CONSONANT SIGN KERET U+A9BE 43454 ꦾ McSpacing Mark JavaJavanese JAVANESE CONSONANT SIGN PENGKAL U+A9BF 43455 ꦿ McSpacing Mark JavaJavanese JAVANESE CONSONANT SIGN CAKRA U+A9C0 43456 ◌꧀ McSpacing Mark JavaJavanese JAVANESE PANGKON U+A9C1 43457 ꧁ PoOther Punctuation JavaJavanese JAVANESE LEFT RERENGGAN U+A9C2 43458 ꧂ PoOther Punctuation JavaJavanese JAVANESE RIGHT RERENGGAN U+A9C3 43459 ꧃ PoOther Punctuation JavaJavanese JAVANESE PADA ANDAP U+A9C4 43460 ꧄ PoOther Punctuation JavaJavanese JAVANESE PADA MADYA U+A9C5 43461 ꧅ PoOther Punctuation JavaJavanese JAVANESE PADA LUHUR U+A9C6 43462 ꧆ PoOther Punctuation JavaJavanese JAVANESE PADA WINDU U+A9C7 43463 ꧇ PoOther Punctuation JavaJavanese JAVANESE PADA PANGKAT U+A9C8 43464 ꧈ PoOther Punctuation JavaJavanese JAVANESE PADA LINGSA U+A9C9 43465 ꧉ PoOther Punctuation JavaJavanese JAVANESE PADA LUNGSI U+A9CA 43466 ꧊ PoOther Punctuation JavaJavanese JAVANESE PADA ADEG U+A9CB 43467 ꧋ PoOther Punctuation JavaJavanese JAVANESE PADA ADEG ADEG U+A9CC 43468 ꧌ PoOther Punctuation JavaJavanese JAVANESE PADA PISELEH U+A9CD 43469 ꧍ PoOther Punctuation JavaJavanese JAVANESE TURNED PADA PISELEH U+A9CF 43471 ꧏ LmModifier Letter ZyyyCommon JAVANESE PANGRANGKEP U+A9D0 43472 ꧐ NdDecimal Number JavaJavanese JAVANESE DIGIT ZERO U+A9D1 43473 ꧑ NdDecimal Number JavaJavanese JAVANESE DIGIT ONE U+A9D2 43474 ꧒ NdDecimal Number JavaJavanese JAVANESE DIGIT TWO U+A9D3 43475 ꧓ NdDecimal Number JavaJavanese JAVANESE DIGIT THREE U+A9D4 43476 ꧔ NdDecimal Number JavaJavanese JAVANESE DIGIT FOUR U+A9D5 43477 ꧕ NdDecimal Number JavaJavanese JAVANESE DIGIT FIVE U+A9D6 43478 ꧖ NdDecimal Number JavaJavanese JAVANESE DIGIT SIX U+A9D7 43479 ꧗ NdDecimal Number JavaJavanese JAVANESE DIGIT SEVEN U+A9D8 43480 ꧘ NdDecimal Number JavaJavanese JAVANESE DIGIT EIGHT U+A9D9 43481 ꧙ NdDecimal Number JavaJavanese JAVANESE DIGIT NINE U+A9DE 43486 ꧞ PoOther Punctuation JavaJavanese JAVANESE PADA TIRTA TUMETES U+A9DF 43487 ꧟ PoOther Punctuation JavaJavanese JAVANESE PADA ISEN-ISEN Kidemang Aksara Jawa - Nglêgêna Klik pada gambar untuk memperbesar ha na ca ra ka da ta sa wa la pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna pasanganha pasanganna pasanganca pasanganra pasanganka pasanganda pasanganta pasangansa pasanganwa pasanganla pasanganpa pasangandha pasanganja pasanganya pasangannya pasanganma pasanganga pasanganba pasangantha pasangannga Aksara Jawa - Nglêgêna + Layar har nar car rar kar dar tar sar war lar par dhar jar yar nyar mar gar bar thar ngar Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Layar pasanganhar pasangannar pasangancar pasanganrar pasangankar pasangandar pasangantar pasangansar pasanganwar pasanganlar pasanganpar pasangandhar pasanganjar pasanganyar pasangannyar pasanganmar pasangangar pasanganbar pasanganthar pasanganngar Aksara Jawa - Nglêgêna + Cêcak hang nang cang rang kang dang tang sang wang lang pang dhang jang yang nyang mang gang bang thang ngang Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cêcak pasanganhang pasangannang pasangancang pasanganrang pasangankang pasangandang pasangantang pasangansang pasanganwang pasanganlang pasanganpang pasangandhang pasanganjang pasanganyang pasangannyang pasanganmang pasangangang pasanganbang pasanganthang pasanganngang Aksara Jawa - Nglêgêna + Wulu hi ni ci ri ki di ti si wi li pi dhi ji yi nyi mi gi bi thi ngi Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Wulu pasanganhi pasanganni pasanganci pasanganri pasanganki pasangandi pasanganti pasangansi pasanganwi pasanganli pasanganpi pasangandhi pasanganji pasanganyi pasangannyi pasanganmi pasangangi pasanganbi pasanganthi pasanganngi Aksara Jawa - Nglêgêna + Wulu + Layar hir nir cir rir kir dir tir sir wir lir pir dhir jir yir nyir mir gir bir thir ngir Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Wulu + Layar = pasanganhir pasangannir pasangancir pasanganrir pasangankir pasangandir pasangantir pasangansir pasanganwir pasanganlir pasanganpir pasangandhir pasanganjir pasanganyir pasangannyir pasanganmir pasangangir pasanganbir pasanganthir pasanganngir Aksara Jawa - Nglêgêna + Wulu + Cêcak hing ning cing ring king ding ting sing wing ling ping dhing jing ying nying ming ging bing thing nging Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Wulu + Cêcak pasanganhing pasanganning pasangancing pasanganring pasanganking pasanganding pasanganting pasangansing pasanganwing pasanganling pasanganping pasangandhing pasanganjing pasanganying pasangannying pasanganming pasanganging pasanganbing pasanganthing pasangannging Aksara Jawa - Nglêgêna + Pêpêt hê nê cê rê kê dê tê sê wê lê pê dhê jê yê nyê mê gê bê thê ngê Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Pêpêt pasanganhê pasangannê pasangancê pasanganrê pasangankê pasangandê pasangantê pasangansê pasanganwê pasanganlê pasanganpê pasangandhê pasanganjê pasanganyê pasangannyê pasanganmê pasangangê pasanganbê pasanganthê pasanganngê Aksara Jawa - Nglêgêna + Pêpêt + Layar hêr nêr cêr rêr kêr dêr têr sêr wêr lêr pêr dhêr jêr yêr nyêr mêr gêr bêr thêr ngêr Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Pêpêt + Layar pasanganhêr pasangannêr pasangancêr pasanganrêr pasangankêr pasangandêr pasangantêr pasangansêr pasanganwêr pasanganlêr pasanganpêr pasangandhêr pasanganjêr pasanganyêr pasangannyêr pasanganmêr pasangangêr pasanganbêr pasanganthêr pasanganngêr Aksara Jawa - Nglêgêna + Pêpêt + Cêcak hêng nêng cêng rêng kêng dêng têng sêng wêng lêng pêng dhêng jêng yêng nyêng mêng gêng bêng thêng ngêng Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Pêpêt + Cêcak pasanganhêng pasangannêng pasangancêng pasanganrêng pasangankêng pasangandêng pasangantêng pasangansêng pasanganwêng pasanganlêng pasanganpêng pasangandhêng pasanganjêng pasanganyêng pasangannyêng pasanganmêng pasangangêng pasanganbêng pasanganthêng pasanganngêng Aksara Jawa - Nglêgêna + Talíng hé né cé ré ké dé té sé wé lé pé dhé jé yé nyé mé gé bé thé ngé Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Talíng pasanganhé pasanganné pasangancé pasanganré pasanganké pasangandé pasanganté pasangansé pasanganwé pasanganlé pasanganpé pasangandhé pasanganjé pasanganyé pasangannyé pasanganmé pasangangé pasanganbé pasanganthé pasanganngé Aksara Jawa - Nglêgêna + Talíng + Layar hèr nèr cèr rèr kèr dèr tèr sèr wèr lèr pèr dhèr jèr yèr nyèr mèr gèr bèr thèr ngèr Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Talíng + Layar pasanganhèr pasangannèr pasangancèr pasanganrèr pasangankèr pasangandèr pasangantèr pasangansèr pasanganwèr pasanganlèr pasanganpèr pasangandhèr pasanganjèr pasanganyèr pasangannyèr pasanganmèr pasangangèr pasanganbèr pasanganthèr pasanganngèr Aksara Jawa - Nglêgêna + Talíng + Cêcak hèng nèng cèng rèng kèng dèng tèng sèng wèng lèng pèng dhèng jèng yèng nyèng mèng gèng bèng thèng ngèng Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Talíng + Cêcak pasanganhèng pasangannèng pasangancèng pasanganrèng pasangankèng pasangandèng pasangantèng pasangansèng pasanganwèng pasanganlèng pasanganpèng pasangandhèng pasanganjèng pasanganyèng pasangannyèng pasanganmèng pasangangèng pasanganbèng pasanganthèng pasanganngèng Aksara Jawa - Nglêgêna + Talíng Tarúng ho no co ro ko do to so wo lo po dho jo yo nyo mo go bo tho ngo Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Talíng Tarúng pasanganho pasanganno pasanganco pasanganro pasanganko pasangando pasanganto pasanganso pasanganwo pasanganlo pasanganpo pasangandho pasanganjo pasanganyo pasangannyo pasanganmo pasangango pasanganbo pasangantho pasanganngo Aksara Jawa - Nglêgêna + Talíng Tarúng + Layar hór nór cór rór kór dór tór sór wór lór pór dhór jór yór nyór mór gór bór thór ngór Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Talíng Tarúng + Layar pasanganhór pasangannór pasangancór pasanganrór pasangankór pasangandór pasangantór pasangansór pasanganwór pasanganlór pasanganpór pasangandhór pasanganjór pasanganyór pasangannyór pasanganmór pasangangór pasanganbór pasanganthór pasanganngór Aksara Jawa - Nglêgêna + Talíng Tarúng + Cêcak hóng nóng cóng róng kóng dóng tóng sóng wóng lóng póng dhóng jóng yóng nyóng móng góng bóng thóng ngóng Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Talíng Tarúng + Cêcak pasanganhóng pasangannóng pasangancóng pasanganróng pasangankóng pasangandóng pasangantóng pasangansóng pasanganwóng pasanganlóng pasanganpóng pasangandhóng pasanganjóng pasanganyóng pasangannyóng pasanganmóng pasangangóng pasanganbóng pasanganthóng pasanganngóng Aksara Jawa - Nglêgêna + Suku hu nu cu ru ku du tu su wu lu pu dhu ju yu nyu mu gu bu thu ngu Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Suku pasanganhu pasangannu pasangancu pasanganru pasanganku pasangandu pasangantu pasangansu pasanganwu pasanganlu pasanganpu pasangandhu pasanganju pasanganyu pasangannyu pasanganmu pasangangu pasanganbu pasanganthu pasanganngu Aksara Jawa - Nglêgêna + Suku + Layar hur nur cur rur kur dur tur sur wur lur pur dhur jur yur nyur mur gur bur thur ngur Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Suku + Layar pasanganhur pasangannur pasangancur pasanganrur pasangankur pasangandur pasangantur pasangansur pasanganwur pasanganlur pasanganpur pasangandhur pasanganjur pasanganyur pasangannyur pasanganmur pasangangur pasanganbur pasanganthur pasanganngur Aksara Jawa - Nglêgêna + Suku + Cêcak hung nung cung rung kung dung tung sung wung lung pung dhung jung yung nyung mung gung bung thung ngung Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Suku + Cêcak aksara-pasangan-pasangan-ha-nglegena-suku-cecak pasanganhung pasangannung pasangancung pasanganrung pasangankung pasangandung pasangantung pasangansung pasanganwung pasanganlung pasanganpung pasangandhung pasanganjung pasanganyung pasangannyung pasanganmung pasangangung pasanganbung pasanganthung pasanganngung Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra hra nra cra rra kra dra tra sra wra lra pra dhra jra yra nyra mra gra bra thra ngra Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra pasanganhra pasangannra pasangancra pasanganrra pasangankra pasangandra pasangantra pasangansra pasanganwra pasanganlra pasanganpra pasangandhra pasanganjra pasanganyra pasangannyra pasanganmra pasangangra pasanganbra pasanganthra pasanganngra Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Layar hrar nrar crar rrar krar drar trar srar wrar lrar prar dhrar jrar yrar nyrar mrar grar brar thrar ngrar Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Layar pasanganhrar pasangannrar pasangancrar pasanganrrar pasangankrar pasangandrar pasangantrar pasangansrar pasanganwrar pasanganlrar pasanganprar pasangandhrar pasanganjrar pasanganyrar pasangannyrar pasanganmrar pasangangrar pasanganbrar pasanganthrar pasanganngrar Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Cêcak hrang nrang crang rrang krang drang trang srang wrang lrang prang dhrang jrang yrang nyrang mrang grang brang thrang ngrang Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Cêcak pasanganhrang pasangannrang pasangancrang pasanganrrang pasangankrang pasangandrang pasangantrang pasangansrang pasanganwrang pasanganlrang pasanganprang pasangandhrang pasanganjrang pasanganyrang pasangannyrang pasanganmrang pasangangrang pasanganbrang pasanganthrang pasanganngrang Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Wulu hri nri cra rri kri dri tri sri wri lri pri dhri jri yri nyri mri gri bri thri ngri Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Wulu pasanganhri pasangannri pasangancra pasanganrri pasangankri pasangandri pasangantri pasangansri pasanganwri pasanganlri pasanganpri pasangandhri pasanganjri pasanganyri pasangannyri pasanganmri pasangangri pasanganbri pasanganthri pasanganngri Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Wulu + Layar hrir nrir cra rrir krir drir trir srir wrir lrir prir dhrir jrir yrir nyrir mrir grir brir thrir ngrir Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Wulu + Layar pasanganhrir pasangannrir pasangancra pasanganrrir pasangankrir pasangandrir pasangantrir pasangansrir pasanganwrir pasanganlrir pasanganprir pasangandhrir pasanganjrir pasanganyrir pasangannyrir pasanganmrir pasangangrir pasanganbrir pasanganthrir pasanganngrir Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Wulu + Cêcak hring nring cring rring kring dring tring sring wring lring pring dhring jring yring nyring mring gring bring thring ngring Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Wulu + Cêcak pasanganhring pasangannring pasangancring pasanganrring pasangankring pasangandring pasangantring pasangansring pasanganwring pasanganlring pasanganpring pasangandhring pasanganjring pasanganyring pasangannyring pasanganmring pasangangring pasanganbring pasanganthring pasanganngring Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Kêrêt hrê nrê Aksara-ca-nglegena-cakra-keretcrê rrê krê drê trê srê wrê lrê prê dhrê jrê yrê nyrê mrê grê brê thrê ngrê Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Kêrêt pasanganhrê pasangannrê aksara-pasangan-ca-nglegena-cakra-keretpasangancrê pasanganrrê pasangankrê pasangandrê pasangantrê pasangansrê pasanganwrê pasanganlrê pasanganprê pasangandhrê pasanganjrê pasanganyrê pasangannyrê pasanganmrê pasangangrê pasanganbrê pasanganthrê pasanganngrê Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Kêrêt + Layar hrêr nrêr crêr rrêr krêr drêr trêr srêr wrêr lrêr prêr dhrêr jrêr yrêr nyrêr mrêr grêr brêr thrêr ngrêr Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Kêrêt + Layar pasanganhrêr pasangannrêr pasangancrêr pasanganrrêr pasangankrêr pasangandrêr pasangantrêr pasangansrêr pasanganwrêr pasanganlrêr pasanganprêr pasangandhrêr pasanganjrêr pasanganyrêr pasangannyrêr pasanganmrêr pasangangrêr pasanganbrêr pasanganthrêr pasanganngrêr Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Kêrêt + Cêcak hrêng nrêng crêng rrêng krêng drêng trêng srêng wrêng lrêng prêng dhrêng jrêng yrêng nyrêng mrêng grêng brêng thrêng ngrêng Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Kêrêt + Cêcak pasanganhrêng pasangannrêng pasangancrêng pasanganrrêng pasangankrêng pasangandrêng pasangantrêng pasangansrêng pasanganwrêng pasanganlrêng pasanganprêng pasangandhrêng pasanganjrêng pasanganyrêng pasangannyrêng pasanganmrêng pasangangrêng pasanganbrêng pasanganthrêng pasanganngrêng Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Taling hré nré cré rré kré dré tré sré wré lré pré dhré jré yré nyré mré gré bré thré ngré Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Taling pasanganhré pasangannré pasangancré pasanganrré pasangankré pasangandré pasangantré pasangansré pasanganwré pasanganlré pasanganpré pasangandhré pasanganjré pasanganyré pasangannyré pasanganmré pasangangré pasanganbré pasanganthré pasanganngré Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Taling + Layar hrér nrér crér rrér krér drér trér srér wrér lrér prér dhrér jrér yrér nyrér mrér grér brér thrér ngrér Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Taling + Layar pasanganhrér pasangannrér pasangancrér pasanganrrér pasangankrér pasangandrér pasangantrér pasangansrér pasanganwrér pasanganlrér pasanganprér pasangandhrér pasanganjrér pasanganyrér pasangannyrér pasanganmrér pasangangrér pasanganbrér pasanganthrér pasanganngrér Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Taling + Cêcak hrèng nrèng crèng rrèng krèng drèng trèng srèng wrèng lrèng prèng dhrèng jrèng yrèng nyrèng mrèng grèng brèng thrèng ngrèng Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Taling + Cêcak pasanganhrèng pasangannrèng pasangancrèng pasanganrrèng pasangankrèng pasangandrèng pasangantrèng pasangansrèng pasanganwrèng pasanganlrèng pasanganprèng pasangandhrèng pasanganjrèng pasanganyrèng pasangannyrèng pasanganmrèng pasangangrèng pasanganbrèng pasanganthrèng pasanganngrèng Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Taling Tarung hro nro cro rro kro dro tro sro wro lro pro dhro jro yro nyro mro gro bro thro ngro Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Taling Tarung pasanganhro pasangannro pasangancro pasanganrro pasangankro pasangandro pasangantro pasangansro pasanganwro pasanganlro pasanganpro pasangandhro pasanganjro pasanganyro pasangannyro pasanganmro pasangangro pasanganbro pasanganthro pasanganngro Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Taling Tarung + Layar hror nror cror rror kror dror tror sror wror lror pror dhror jror yror nyror mror gror bror thror ngror Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Taling Tarung + Layar pasanganhror pasangannror pasangancror pasanganrror pasangankror pasangandror pasangantror pasangansror pasanganwror pasanganlror pasanganpror pasangandhror pasanganjror pasanganyror pasangannyror pasanganmror pasangangror pasanganbror pasanganthror pasanganngror Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Taling Tarung + Cêcak hróng nróng cróng rróng króng dróng tróng sróng wróng lróng próng dhróng jróng yróng nyróng mróng gróng bróng thróng ngróng Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Taling Tarung + Cêcak pasanganhróng pasangannróng pasangancróng pasanganrróng pasangankróng pasangandróng pasangantróng pasangansróng pasanganwróng pasanganlróng pasanganpróng pasangandhróng pasanganjróng pasanganyróng pasangannyróng pasanganmróng pasangangróng pasanganbróng pasanganthróng pasanganngróng Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Suku hru nru cru rru kru dru tru sru wru lru pru dhru jru yru nyru mru gru bru thru ngru Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Suku pasanganhru pasangannru pasangancru pasanganrru pasangankru pasangandru pasangantru pasangansru pasanganwru pasanganlru pasanganpru pasangandhru pasanganjru pasanganyru pasangannyru pasanganmru pasangangru pasanganbru pasanganthru pasanganngru Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Suku + Layar hrur nrur crur rrur krur drur trur srur wrur lrur prur dhrur jrur yrur nyrur mrur grur brur thrur ngrur Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Suku + Layar pasanganhrur pasangannrur pasangancrur pasanganrrur pasangankrur pasangandrur pasangantrur pasangansrur pasanganwrur pasanganlrur pasanganprur pasangandhrur pasanganjrur pasanganyrur pasangannyrur pasanganmrur pasangangrur pasanganbrur pasanganthrur pasanganngrur Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Suku + Cêcak hrung nrung crung rrung krung drung trung srung wrung lrung prung dhrung jrung yrung nyrung mrung grung brung thrung ngrung Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Cakra + Suku + Cêcak pasanganhrung pasangannrung pasangancrung pasanganrrung pasangankrung pasangandrung pasangantrung pasangansrung pasanganwrung pasanganlrung pasanganprung pasangandhrung pasanganjrung pasanganyrung pasangannyrung pasanganmrung pasangangrung pasanganbrung pasanganthrung pasanganngrung Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal hya nya cya rya kya dya tya sya wya lya pya dhya jya yya nyya mya gya bya thya ngya Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal pasanganhya pasangannya pasangancya pasanganrya pasangankya pasangandya pasangantya pasangansya pasanganwya pasanganlya pasanganpya pasangandhya pasanganjya pasanganyya pasanganmya pasangangya pasanganbya pasanganthya pasanganngya Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Layar hyar nyar cyar ryar kyar dyar tyar syar wyar lyar pyar dhyar jyar yyar nyyar myar gyar byar thyar ngyar Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Layar pasanganhyar pasangannyar pasangancyar pasanganryar pasangankyar pasangandyar pasangantyar pasangansyar pasanganwyar pasanganlyar pasanganpyar pasangandhyar pasanganjyar pasanganyyar pasanganmyar pasangangyar pasanganbyar pasanganthyar pasanganngyar Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Cêcak hyang nyang cyang ryang kyang dyang tyang syang wyang lyang pyang dhyang jyang yyang nyyang myang gyang byang thyang ngyang Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Cêcak pasanganhyang pasangannyang pasangancyang pasanganryang pasangankyang pasangandyang pasangantyang pasangansyang pasanganwyang pasanganlyang pasanganpyang pasangandhyang pasanganjyang pasanganyyang pasanganmyang pasangangyang pasanganbyang pasanganthyang pasanganngyang Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Wulu hyi nyi cyi ryi kyi dyi tyi syi wyi lyi pyi dhyi jyi yyi nyyi myi gyi byi thyi ngyi Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Wulu pasanganhyi pasangannyi pasangancyi pasanganryi pasangankyi pasangandyi pasangantyi pasangansyi pasanganwyi pasanganlyi pasanganpyi pasangandhyi pasanganjyi pasanganyyi pasanganmyi pasangangyi pasanganbyi pasanganthyi pasanganngyi Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Wulu + Layar hyir nyir cyir ryir kyir dyir tyir syir wyir lyir pyir dhyir jyir yyir nyyir myir gyir byir thyir ngyir Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Wulu + Layar pasanganhyir pasangannyir pasangancyir pasanganryir pasangankyir pasangandyir pasangantyir pasangansyir pasanganwyir pasanganlyir pasanganpyir pasangandhyir pasanganjyir pasanganyyir pasanganmyir pasangangyir pasanganbyir pasanganthyir pasanganngyir Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Wulu + Cêcak hying nying cying rying kying dying tying sying wying lying pying dhying jying yying nyying mying gying bying thying ngying Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Wulu + Cêcak pasanganhying pasangannying pasangancying pasanganrying pasangankying pasangandying pasangantying pasangansying pasanganwying pasanganlying pasanganpying pasangandhying pasanganjying pasanganyying pasanganmying pasangangying pasanganbying pasanganthying pasanganngying Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Pêpêt hyê nyê cyê ryê kyê dyê tyê syê wyê lyê pyê dhyê jyê yyê myê gyê byê thyê ngyê Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Pêpêt pasanganhyê pasangannyê pasangancyê pasanganryê pasangankyê pasangandyê pasangantyê pasangansyê pasanganwyê pasanganlyê pasanganpyê pasangandhyê pasanganjyê pasanganyyê pasanganmyê pasangangyê pasanganbyê pasanganthyê pasanganngyê Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Pêpêt + Layar hyêr nyêr cyêr ryêr kyêr dyêr tyêr syêr wyêr lyêr pyêr dhyêr jyêr yyêr myêr gyêr byêr thyêr ngyêr Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Pêpêt + Layar pasanganhyêr pasangannyêr pasangancyêr pasanganryêr pasangankyêr pasangandyêr pasangantyêr pasangansyêr pasanganwyêr pasanganlyêr pasanganpyêr pasangandhyêr pasanganjyêr pasanganyyêr pasanganmyêr pasangangyêr pasanganbyêr pasanganthyêr pasanganngyêr Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Pêpêt + Cêcak hyêng nyêng cyêng ryêng kyêng dyêng tyêng syêng wyêng lyêng pyêng dhyêng jyêng yyêng myêng gyêng byêng thyêng ngyêng Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Pêpêt + Cêcak pasanganhyêng pasangannyêng pasangancyêng pasanganryêng pasangankyêng pasangandyêng pasangantyêng pasangansyêng pasanganwyêng pasanganlyêng pasanganpyêng pasangandhyêng pasanganjyêng pasanganyyêng pasanganmyêng pasangangyêng pasanganbyêng pasanganthyêng pasanganngyêng Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Taling hyé nyé cyé ryé kyé dyé tyé syé wyé lyé pyé dhyé jyé yyé nyyé myé gyé byé thyé ngyé Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Taling pasanganhyé pasangannyé pasangancyé pasanganryé pasangankyé pasangandyé pasangantyé pasangansyé pasanganwyé pasanganlyé pasanganpyé pasangandhyé pasanganjyé pasanganyyé pasanganmyé pasangangyé pasanganbyé pasanganthyé pasanganngyé Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Taling + Layar hyèr nyèr cyèr ryèr kyèr dyèr tyèr syèr wyèr lyèr pyèr dhyèr jyèr yyèr nyyèr myèr gyèr byèr thyèr ngyèr Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Taling + Layar pasanganhyèr pasangannyèr pasangancyèr pasanganryèr pasangankyèr pasangandyèr pasangantyèr pasangansyèr pasanganwyèr pasanganlyèr pasanganpyèr pasangandhyèr pasanganjyèr pasanganyyèr pasanganmyèr pasangangyèr pasanganbyèr pasanganthyèr pasanganngyèr Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Taling + Cêcak hyêng nyêng cyêng ryêng kyêng dyêng tyêng syêng wyêng lyêng pyêng dhyêng jyêng yyêng nyyêng myêng gyêng byêng thyêng ngyêng Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Taling + Cêcak pasanganhyêng pasangannyêng pasangancyêng pasanganryêng pasangankyêng pasangandyêng pasangantyêng pasangansyêng pasanganwyêng pasanganlyêng pasanganpyêng pasangandhyêng pasanganjyêng pasanganyyêng pasanganmyêng pasangangyêng pasanganbyêng pasanganthyêng pasanganngyêng Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Taling Tarung hyó nyó cyó ryó kyó dyó tyó syó wyó lyó pyó dhyó jyó yyó nyyó myó gyó byó thyó ngyó Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Taling Tarung pasanganhyó pasangannyó pasangancyó pasanganryó pasangankyó pasangandyó pasangantyó pasangansyó pasanganwyó pasanganlyó pasanganpyó pasangandhyó pasanganjyó pasanganyyó pasanganmyó pasangangyó pasanganbyó pasanganthyó pasanganngyó Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Taling Tarung + Layar hyór nyór cyór ryór kyór dyór tyór syór wyór lyór pyór dhyór jyór yyór nyyór myór gyór byór thyór ngyór Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Taling Tarung + Layar pasanganhyór pasangannyór pasangancyór pasanganryór pasangankyór pasangandyór pasangantyór pasangansyór pasanganwyór pasanganlyór pasanganpyór pasangandhyór pasanganjyór pasanganyyór pasanganmyór pasangangyór pasanganbyór pasanganthyór pasanganngyór Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Taling Tarung + Cêcak hyóng nyóng cyóng ryóng kyóng dyóng tyóng syóng wyóng lyóng pyóng dhyóng jyóng yyóng nyyóng myóng gyóng byóng thyóng ngyóng Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Taling Tarung + Cêcak pasanganhyóng pasangannyóng pasangancyóng pasanganryóng pasangankyóng pasangandyóng pasangantyóng pasangansyóng pasanganwyóng pasanganlyóng pasanganpyóng pasangandhyóng pasanganjyóng pasanganyyóng pasanganmyóng pasangangyóng pasanganbyóng pasanganthyóng pasanganngyóng Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Suku hyu nyu cyu ryu kyu dyu tyu syu wyu lyu pyu dhyu jyu yyu nyyu myu gyu byu thyu ngyu Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Suku pasanganhyu pasangannyu pasangancyu pasanganryu pasangankyu pasangandyu pasangantyu pasangansyu pasanganwyu pasanganlyu pasanganpyu pasangandhyu pasanganjyu pasanganyyu pasangannyyu pasanganmyu pasangangyu pasanganbyu pasanganthyu pasanganngyu Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Suku + Layar hyur nyur cyur ryur kyur dyur tyur syur wyur lyur pyur dhyur jyur yyur nyyur myur gyur byur thyur ngyur Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Suku + Layar pasanganhyur pasangannyur pasangancyur pasanganryur pasangankyur pasangandyur pasangantyur pasangansyur pasanganwyur pasanganlyur pasanganpyur pasangandhyur pasanganjyur pasanganyyur pasangannyyur pasanganmyur pasangangyur pasanganbyur pasanganthyur pasanganngyur Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Suku + Cêcak hyung nyung cyung ryung kyung dyung tyung syung wyung lyung pyung dhyung jyung yyung nyyung myung gyung byung thyung ngyung Pasangan Aksara Jawa - Nglêgêna + Péngkal + Suku + Cêcak pasanganhyung pasangannyung pasangancyung pasanganryung pasangankyung pasangandyung pasangantyung pasangansyung pasanganwyung pasanganlyung pasanganpyung pasangandhyung pasanganjyung pasanganyyung pasangannyyung pasanganmyung pasangangyung pasanganbyung pasanganthyung pasanganngyung Aksara Jawa - Aksara Murda Aksara-murda-nana murda Aksara-murda-kaka murda Aksara-murda-tata murda Aksara-murda-sasa murda Aksara-murda-shasha murda Aksara-murda-papa murda Aksara-murda-gaga murda Aksara-murda-baba murda Aksara-murda-njanja murda Pasangan Aksara Jawa - Aksara Murda Pasangan-aksara-murda-naPasanganna murda Pasangan-aksara-murda-kaPasanganka murda Pasangan-aksara-murda-taPasanganta murda Pasangan-aksara-murda-saPasangansa murda Pasangan-aksara-murda-shaPasangansha murda Pasangan-aksara-murda-paPasanganpa murda Pasangan-aksara-murda-gaPasanganga murda Pasangan-aksara-murda-baPasanganba murda Pasangan-aksara-murda-njaPasangannja murda Aksara Jawa - Aksara Rékan Aksara-rekan-khakha rékan Aksara-rekan-dzadza rékan Aksara-rekan-papa rékan Aksara-rekan-zaza rékan Aksara-rekan-gagha rékan Pasangan Aksara Rékan Pasangan-aksara-rekan-khaPasangankha rekan Pasangan-aksara-rekan-dzaPasangandza rekan Pasangan-aksara-rekan-paPasanganpa rekan Pasangan-aksara-rekan-zaPasanganza rekan Pasangan-aksara-rekan-gaPasangangha rekan Aksara Jawa - Aksara Swara Aksara-swara-aaksara swara- a - Aksara-swara-eaksara swara- e - Aksara-swara-iaksara swara- i - Aksara-swara-oaksara swara- o - Aksara-swara-uaksara swara- u - Aksara Jawa - Angka Jawa Angka-1angka Jawa- 1 - Angka-2angka Jawa- 2 - Angka-3angka Jawa- 3 - Angka-4angka Jawa- 4 - Angka-5angka Jawa- 5 - Angka-6angka Jawa- 6 - Angka-7angka Jawa- 7 - Angka-8angka Jawa- 8 - Angka-9angka Jawa- 9 - Angka-0angka Jawa- 0 - Aksara Jawa - Pratandha Adeg-adegpratandhaadêg adêg pada-lingsapratandhapada lingsa pada-lungsipratandhapada lungsi pada-pancakpratandhapada pancak pada-pangkatpratandhapada pangkat Pada Pangkonpratandhapangkon Pratandha Wignyanpratandhawignyan pada-gurupratandhapada guru pada-andhappratandhapada andhap pada-madyapratandhapada madya pada-luhurpratandhapada luhur Aksara Jawa - Aksara Kawi aksara-kawi-dirga-aaksara kawi- dirga a - aksara-kawi-dirga-uaksara kawi- dirga u - aksara-kawi-auaksara kawi- au - aksara-kawi-aiaksara kawi- ai - aksara-kawi-iaksara kawi- i - aksara-kawi-reuaksara kawi- reu - aksara-kawi-leuaksara kawi- leu - Aksara Jawa - Sandhangan Swara Aksara Kawi dirgameliksandhangan- dirgamêlik - dirgamendutsandhangan- dirgamêndut - dirgamuresandhangan- dirgamuré - dirgamure-raswadisandhangan- dirgamuré raswadi - dirgamutaksandhangan- dirgamutak - Aksara Jawa - Aksara Anyar Unicode aksara-ka-sasakka Sasak = aksara q pada-adegpadaadêg pada-tirta-tumetespadatirta tumètès pada-isen-isenpadaisèn isèn pada-rerenggan-kiwapadarêrênggan kiwa pada-rerenggan-tengenpadarêrênggan têngên pada-pangrangkeppadapangrangkêp pada-piseleh-kiwapadapisèlèh kiwa pada-piseleh-tengenpadapisèlèh têngên ra-agungaksarara-agung ↑ 1,0 1,1 1,2 Wihananto, Panduan Fonta Unicode Aksara Jawa download PDF di sini Arsip Tag ing ngarsa sung tuladha Post Views Kaligrafi aksara jawa model kufi bertuliskan Ing ngarsa sung tuladha , ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Ajaran populer dari tokoh pendidikan nadional Ki Hajar Dewantara. Kaligrafi Aksara Jawa ꦏꦭꦶꦒꦿꦥ꦳ꦶ ꦗꦮ Aksara Jawa atau dikenal dengan nama hanacaraka ꦲꦤꦕꦫꦏ atau carakan ꦕꦫꦏꦤ꧀ adalah aksara jenis abugida turunan aksara Brahmi yang digunakan atau pernah digunakan untuk penulisan naskah-naskah berbahasa Jawa, bahasa Makasar, bahasa Sunda, dan bahasa Sasak. Bentuk aksara Jawa yang sekarang dipakai modern sudah tetap sejak masa Kesultanan Mataram abad ke-17 tetapi bentuk cetaknya baru muncul pada abad ke-xix. Aksara ini adalah modifikasi dari aksara Kawi atau dikenal dengan Aksara Jawa Kuno yang juga merupakan abugida yang digunakan sekitar abad ke-8 – abad ke-16. Aksara ini juga memiliki kedekatan dengan aksara Bali. Nama aksara ini dalam bahasa Jawa adalah Dentawiyanjana. Ha-Na-Ca-Ra-Ka berarti ada ” utusan ” yakni utusan hidup, berupa nafas yang berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasat manusia. Maksudnya ada yang mempercayakan, ada yang dipercaya dan ada yang dipercaya untuk bekerja. Ketiga unsur itu adalah Tuhan, manusia dan kewajiban manusia sebagai ciptaan. Da-Ta-Sa-Wa-La berarti manusia setelah diciptakan sampai dengan information ” saatnya dipanggil ” tidak boleh sawala ” mengelak ” manusia dengan segala atributnya harus bersedia melaksanakan, menerima dan menjalankan kehendak Tuhan.• Pa-Dha-Ja-Ya-Nya berarti menyatunya zat pemberi hidup Ilahi dengan yang diberi hidup makhluk . Maksdunya padha ” sama ” atau sesuai, jumbuh, cocok ” tunggal batin yang tercermin dalam perbuatan berdasarkan keluhuran dan keutamaan. Jaya itu ” menang, unggul ” sungguh-sungguh dan bukan menang-menangan ” sekedar menang ” atau menang tidak sportif.• Ma-Ga-Ba-Tha-Nga berarti menerima segala yang diperintahkan dan yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Maksudnya manusia harus pasrah, sumarah pada garis kodrat, meskipun manusia diberi hak untuk mewiradat, berusaha untuk Huruf HANACARAKA Ha Hana hurip wening suci – adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci Na Nur candra, gaib candra, warsitaning candara – pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi Ca Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi – arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal Ra Rasaingsun handulusih – rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani Ka Karsaningsun memayuhayuning bawana – hasrat diarahkan untuk kesajeteraan alam Da Dumadining dzat kang tanpa winangenan – menerima hidup apa adanya Ta Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa – mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup Sa Sifat ingsun handulu sifatullah – membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan Wa Wujud hana tan kena kinira – ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas La Lir handaya paseban jati – mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi Pa Papan kang tanpa kiblat – Hakekat Allah yang ada disegala arah Dha Dhuwur wekasane endek wiwitane – Untuk bisa diatas tentu dimulai dari dasar Ja Jumbuhing kawula lan Gusti – Selalu berusaha menyatu memahami kehendak-Nya Ya Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi – yakin atas titah/kodrat Illahi Nya Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki – memahami kodrat kehidupan Ma Madep mantep manembah mring Ilahi – yakin/mantap dalam menyembah Ilahi Ga Guru sejati sing muruki – belajar pada guru nurani Ba Bayu sejati kang andalani – menyelaraskan diri pada gerak alam Tha Tukul saka niat – sesuatu harus dimulai dan tumbuh dari niatan Nga Ngracut busananing manungso – melepaskan egoisme pribadi manusia ha na ca ra ka Dikisahkanlah tentang dua orang abdi yang setia da ta sa wa la Keduanya terlibat perselisihan dan akhirnya berkelahi pa da ja ya nya Mereka sama-sama kuat dan tangguh ma ga ba tha nga Akhirnya kedua abdi itu pun tewas bersamaAksara Jawa ha-na-ca-ra- ka mewakili spiritualitas orang Jawa yang terdalam yaitu kerinduannya akan harmoni dan ketakutannya akan segala sesuatu yang dapat memecah-belah harmoni. Konon aksara Jawa ini diciptakan oleh Ajisaka untuk mengenang kedua abdinya yang Ajisaka hendak pergi mengembara, dan ia berpesan pada seorang abdinya yang setia agar menjaga keris pusakanya dan mewanti-wanti janganlah memberikan keris itu pada orang lain, kecuali dirinya sendiri Ajisaka. Setelah sekian lama mengembara, di negeri perantauan, Ajisaka teringat akan pusaka yang ia tinggalkan di tanah kelahirannya. Maka ia pun mengutus seorang abdinya yang lain, yang juga setia, agar dia pulang dan mengambil keris pusaka itu di tanah leluhur. Kepada abdi yang setia ini dia mewanti-wanti jangan sekali-kali kembali ke hadapannya kecuali membawa keris pusakanya. Ironisnya, kedua abdi yang sama-sama setia dan militan itu, akhirnya harus berkelahi dan tewas bersama hanya karena tidak ada dialog di antara mereka. Bukankah sebenarnya keduanya mengemban misi yang sama yaitu memegang teguh amanat junjungannya? Dan lebih ironis lagi, kisah tragis tentang dua abdi yang setia ini selalu berulang dari jaman ke jaman, bahkan dari generasi ke generasi. UNEN UNEN JAWA *pamulange sangsarane sesami = pelajarannya sengsaranya sesama*sakti tanpa aji = berhasil tanpa sarana*sugih tanpa banda = bisa menginginkan apa saja tanpa persiapan*ngluruk tanpa bala = menyusup tanpa teman, tetapi selalu mendapatkan hasil*ngasorake tanpa peperangan = menang tanpa menggunakan kekerasan/perang objekapa kang sinedya teka,apa kang kacipta dadi = apa yang diinginkan/diamaui akan terjadi/ tercipta.*Digdaya tanpa aji = sakti tanpa ajian*Trimah mawi pasrah = menerima dengan menyerah*Suwung pamrih tebih adjrih = sepi hasrat jauh dari takut*Langgeng tan ana susah tana ana bungah= tenang tetap hidup nama*murid gurune pribadi = murid gurunya pribadi HO NO CO RO KO memiliki arti “ ono utusaning pangeran adanya utusan Tuhan” Sujiyanto, 2011. Manusia diciptakan Tuhan sebagai bukti adanya kebesaran Tuhan dan manusia memiliki fungsi untuk menjaga kelestarian hidup Hamemayu Hayuning Bawono . Kelestarian hidup terdiri atas dua bentuk yaitu kelestarian hidup manusia sendiri Hamemayu Hayuning Jagat kang Piniji dan kelestarian alam Hamemayu Hayuning Jagad Royo . Di dunia ini hanya Tuhan yang memiliki kebesaran abadi. Manusia tidak boleh sombong dengan segala kelebihan yang dimiliki. Kelebihan yang dimiliki manusia seharusnya menjadi sesuatu yang patut disyukuri dan dapat dimanfaatkan untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain. Kelebihan yang dimiliki harus dapat digunakan sebagai bentuk makarya yaitu karya atau usaha yang dilakukan dengan tujuan mulia bagi diri sendiri ataupun orang lain tanpa adanya pamrih Yuwanto, 2012. Kelebihan yang dimiliki harus disyukuri sebagai bentuk pengakuan adanya kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dalam bentuk relasi vertikal. Relasi dengan sesama manusia yang baik dapat menjaga kelestarian hidup manusia sebagai bentuk relasi horizontal. Kelestarian hidup manusia juga dapat dijaga dengan menghindari perusakan alam sehingga berbagai bentuk bencara alam dapat dicegah. Aksara Jawa sudah mengingatkan sejak awal bahwa kerusakan alam akibat ulah manusia akan berdampak rusaknya kelesatarian alam dan menjadi ancaman bagi kelestarian hidup manusia. Exercise TO So WO LO memiliki arti “ ora biso suwolo kabeh wus ginaris kodrat tidak bisa diingkari bahwa semua sudah menjadi kodrat Tuhan” Sujiyanto, 2011. Segala sesuatu atau kejadian yang ada di dunia ini telah digariskan oleh Tuhan. Manusia tinggal menjalankannya saja sesuai dengan lakon yang diperankan. Orang Jawa memiliki prinsip nerimo ing pandum artinya menerima apapun yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Namun makna ini jangan dinilai bahwa manusia sebagai makhluk yang pasif. Manusia harus selalu berusaha dalam hidup namun setelah usahanya maksimal dan apapun hasil dari usaha maksimal tersebut maka harus diterima dan disyukuri Yuwanto, 2012. PO DHO JO YO NYO memiliki arti “ kanti tetimbangan kang podo sak jodo anane Tuhan menciptakan sesuatu di dunia dengan pertimbangan dan berpasangan” Sujiyanto, 2011. Arti ini dicontohkan dengan adanya siang-malam, terang-gelap, atas-bawah, laki-laki-perempuan, bahagia-sedih, hidup-mati. Di dalam kehidupan akan selalu dijumpai kondisi-kondisi tersebut, manusia harus mampu menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi yang ada. Misalnya saat siang apa yang harus dilakukan, saat malam apa yang harus dilakukan. Tidak selamanya manusia akan mengalami kesusahan namun adakalanya akan mengalami kegembiraan Yuwanto, 2010. Banyak makna yang bisa dipetik sebagai hakikat manusia, misalnya untuk meneruskan kelestarian hidup manusia harus menikah antara laki-laki dan perempuan karena kodratnya perempuan yang dibuahi dan laki-laki yang membuahi dalam proses reproduksi. Saat kita berada di puncak karir kita harus ingat suatu saat karir kita akan di bawah dan seterusnya seperti roda. Makna aksara PO DHO JO YO NYO juga dapat diartikan sebagai keseimbangan dalam hidup. MO GO BO THO NGO memiliki arti “ manungso kinodrat dosa, lali, luput, apes, lan mati manusia pasti memiliki dosa, lupa, kesalahan, kesialan, dan mati” Sujiyanto, 2011. Tidak ada manusia yang lepas dari kekurangan ini harus diakui oleh manusia, menyalahi kodrat kalau manusia tidak mau menerima atau mengakui kesalahan yang telah dibuat, kekurangan diri, ataupun hal-hal negatif dari diri Yuwanto, 2011. Adanya kelemahan tersebut seharusnya dapat menjadi bahan kewaspadaan bahwa manusia harus selalu eling lan waspodo ingat dan waspada. Dengan segala kekurangan yang pada dasarnya dimiliki manusia, manusia harus selalu berhati-hati dalam perbuatan agar tidak melakukan kesalahan yang dapat merugikan diri sendiri, orang lain, ataupun alam. Akasara Jawa memiliki makna, dengan pemahaman makna-makna tersebut diharapkan dapat menjadi penuntun perilaku yang menggambarkan keutamaan hidup. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Referensi Sujiyanto, W. 2011. Semar ngejowantah mbabar jati diri . Yogyakarta Aryuning Media. Yuwanto, 50. 2010. Benci Kekalahan Wujud Arogansi Esensi Manusia . Dalam Fifty. Yuwanto Ed.. Joy in my heart Kumpulan artikel kebahagiaan pp. 42-46. Surabaya Putra Media Nusantara. Yuwanto, L. 2012. Pengungsi Merapi dan Etika Hidup Orang Jawa. Dalam L. Yuwanto & K. Batuadji Eds.. Untaian bunga-bunga kesadaran dan butir-butir mutiara pencerahan Kumpulan catatan reflektif kami di Merapi pp 74-81. Jakarta Dwiputra Pustaka Jaya. dan berbagai sumber

tut wuri handayani aksara jawa